Label

Sabtu, 06 April 2019

Boneku (689)

Boneku (689)

(1) Cerita Bone

Bone lahir di rumah sakit tentara, ayahnya adalah bekas prajurit yang berjuang bersama Arung Palakka di Perang Makassar.

Bone adalah anak tunggal, anak kesayangan, semua orang menyayanginya, semua orang mencintainya.

Bone sudah bisa merangkak, ayahnya senang sekali, lalu dia dibelikan sepeda roda tiga.

Bone sudah bisa berjalan, dia dibawa ke mall untuk membeli sepatu baru, dia dibebaskan memilih, dia pilih Adidas.

Bone masuk sekolah, dia gembira melihat teman-teman barunya.

Setiap acara tujuh belasan, Bone menjadi peserta gerak jalan, dia selalu bingung dengan kostum yang harus dia kenakan. Pakaian adat bugis sudah ketinggalan jaman, seragam polisi saja, jas dokter saja; langkah tegak maju.... Jalan!

Sejak dibelikan smartphone, setiap sepulang sekolah, Bone tak pernah lagi belajar, akhirnya rankingnya turun.

Rankingnya mungkin turun, tapi nilai bahasa inggrisnya masih sangat bagus, saking bagusnya dia sudah tidak bisa membaca huruf lontara.

Bone yang kemarin dikenal lembut sudah lupa dengan tutur bahasa lembut. Sejak dibebaskan bergaul, dia punya kosakata baru: we asu! Sindoqmu! telaso!

Bone yang dibesarkan dari keluarga terhormat sudah lupa sikap terhormat itu yang seperti apa.

Bone sudah terlalu tua untuk dipanggil tuan muda.

(2) Bone adalah...

Bone adalah kalimat tanya tanpa tanda tanya, yang membuat kami bertanya-tanya; baik-baik sajakah Bone kita? Dia sendiri tidak tahu jawabannya.

Bone adalah songkok reccaq yang tak lagi dianyam untuk raja-raja dan bangsawan, tapi untuk oleh-oleh dan acara kondangan.

Bone adalah tari paduppa yang diiringi musik digital.

Bone adalah naskah angaru yang tertulis diatas kertas untuk dihapalkan oleh para pementas.

Bone adalah kawali yang ikut dipamerkan di acara pameran, Bone adalah objek amatan.

Angin terlalu keras menerpa Bone, bibirnya kering dan dia malas berteriak.

Bone adalah pernah yang mulai tiada. Pernah, pernah tidak? tidak pernah.

2019
Ahmad Jaelani Asha

Kamis, 07 Maret 2019

Saya Tidak Mengenali Tempat Asal Saya

Lahir dan tumbuh besar di sebuah tempat tidak menjamin bahwa kita sangat mengenal tempat tersebut. Bisa jadi kita hanya sekadar lahir dan menumpang saja tanpa mengetahui barang sedikitpun tentang tempat tersebut.

Saya lahir dan besar di sebuah tempat di sebelah selatan Pulau Sulawesi, tempat itu adalah Kabupaten Bone. Tujuh belas tahun tinggal di sana sebelum akhirnya hijrah ke Makassar untuk melanjutkan pendidikan, masih sangat tidak pantas rasanya kalau saya mengatakan bahwa saya benar-benar mengenal Bone.